Aug. Sesuai janji saya di tulisan sebelumnya (pengalaman mendaftar beasiswa Stipendium Hungaricum Part 1 dan Part 2 ), akhirnya saya menulis juga pengalaman saya mendaftar beasiswa Stipendium Hungaricum Part 3. Pengumuman akhir stipendium hungaricum. Tanggal 2 Juli 2020 jam 17.30 akhirnya grup WA calon awardee Stipendium Hungaricum
Buat yang belum tahu beasiswa Stipendium Hungaricum, jadi beasiswa ini adalah beasiswa penuh dari pemerintah Hungaria untuk kuliah S1, S2, atau S3 di negara tersebut. Buat yang belum tahu dimana Hungaria itu, intinya Hungaria itu ada di tengah Eropa, jadi deket kalau mau kemana-mana keliling Eropa. Beasiswa ini dikelola oleh Tempus Public Foundation dan diperuntukan bagi negara-negara yang telah menjalin kerjasama bilateral dengan pemerintah Hungaria, termasuk salah satunya Indonesia. Di Indonesia, beasiswa ini dikelola oleh Kemeristekdikti sekarang berarti Kemendikbud-Dikti yang bertugas sebagai sending partner namanya beasiswa penuh, tapi jangan berekspektasi akan mendapat fasilitas yang “wah” seperti beasiswa LPDP. Untuk tiket pesawat kita masih harus tanggung sendiri. Beasiswa ini juga tidak menyediakan dana untuk buku, penelitian, atau konferensi internasional seperti beasiswa LPDP. Bagi mahasiswa master, Living allowanceyang diberikan untuk biaya hidup selama sebulan juga sifatnya bantuan. Tapi meskipun begitu, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat seperti biaya kuliah gratis, akomodasi gratis di dorm universitas, biaya hidup bulanan, dan asuransi kesehatan. Biaya hidup di Hungaria juga terkenal murah jika dibanding negara-negara lain di Eropa, setara dengan biaya hidup di Jakarta lah. Tulisan ini akan bercerita tentang pengalaman saya dalam menyiapkan dan apply beasiswa Stipendium Hungaricum mendengar nama beasiswa ini ketika mengikuti talent scouting yang diadakan oleh Dikti. Di acara tersebut saya mendapat bocoran bahwa ada beasiswa kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Hungaria yang masih jarang diketahui publik. Kelebihannya, beasiswa ini tidak mensyaratkan IELTS atau TOEFL IBT saat mendaftar. Kita juga tidak perlu mendaftar ke universitas yang dituju karena jika lolos seleksi administrasi beasiswa ini kita otomatis akan diikutkan seleksi di Universitas yang dituju. Sebagai orang yang tidak punya skor IELTS, saya langsung menyiapkan diri untuk mendaftar beasiswa ini. Secara umum proses seleksinya adalah sebagai berikut seleksi teknis administratif oleh Tempus, seleksi oleh Dikti, seleksi oleh universitas tujuan, keputusan akhir memperoleh beasiswa. Untuk timeline tahun 2020 bisa dilihat di gambar di Beasiswa Stipendium HungaricumUntuk mendaftar, masuk ke halaman lalu masukkan citizenship Indonesia dan cari program yang diinginkan. Ada beberapa dokumen yang harus disiapkan, seperti paspor, Ijazah S1 dan S2 dan terjemahannya, Transkrip nilai S1 dan S2 dan terjemahannya, surat rekomendasi dari dua orang supervisor kita, sertifikat kemampuan Bahasa Inggris boleh menyusul, surat keterangan sehat boleh menyusul update untuk tahun 2021, surat keterangan sehat tidak jadi syarat wajib, motivation letter, research plan, dan khusus untuk PhD mulai tahun ini wajib untuk melampirkan surat pernyataan kesediaan dari calon supervisor. Ada beberapa syarat khusus yang diminta universitas, seperti universitas tempat saya mendaftar diminta untuk melampirkan CV, list publikasi, dan reference work. Selain itu, karena beasiswa ini di Indonesia dikelola oleh Dikti, maka Dikti juga menambahkan syarat yakni NIDN dan surat izin dari pimpinan universitas. Semua berkas tersebut diunggah di halaman aplikasi online, dan juga dikirim email ke Dikti update untuk tahun 2021 tidak perlu lagi kirim email ke Dikti.Untuk ijazah dan transkrip, saya cukup menggunakan yang dari universitas. Kebetulan di UGM setiap ijazah dan transkrip yang diperoleh, kita bisa meminta salinannya dalam Bahasa Inggrisnya juga, jadi tidak perlu menerjemahkan lagi. Untuk sertifikat Bahasa Inggris, saya hanya melampirkan skor TOEFL ITP karena memang belum punya skor IELTS atau TOEFL IBT. Untuk surat keterangan sehat, saya meminta dari rumah sakit swasta dekat kontrakan. Yang diminta adalah surat keterangan bebas AIDS dan Hepatitis A, B, C. Setelah mendapatkan hasilnya, saya langsung terjemahkan sendiri, dan kembali ke RS untuk meminta stempel lembar terjemahannya. Tapi ternyata hasil dari RS tersebut hanya surat bebas AIDS dan Hepatitis B saja. Oleh karena itu, saya melengkapi aplikasi saya dengan pernyataan missing document yang intinya berjanji akan melengkapi kekurangan tersebut nanti. Karena sertfikat Bahasa dan surat keterangan sehat ini memang sifatnya boleh menyusul, jadi saya tidak terlalu ambil pusing dua dokumen surat rekomendasi, saya meminta dari pembimbing tesis saya dan juga dekan Fakultas Psikologi UMM sebagai atasan saya saat ini. Prosesnya juga cukup lancar. Untuk meminta rekomendasi dari pembimbing tesis Prof. Saifuddin Azwar, saya menyempatkan waktu untuk pulang ke Jogja. Agak gimana aja gitu kalau minta sama orang tua tapi minta dikirim email. Sebelum ke Jogja saya sudah diminta membuat draf rekomendasinya, baru saat ketemu, beliau merevisi dan menambahkan beberapa hal. Prof. Azwar sangat suportif dan banyak memberikan insight baru untuk aplikasi saya. Untuk surat rekomendasi yang kedua, prosesnya juga kurang lebih sama. Saya diminta untuk membuat drafnya terlebih dahulu, baru dikoreksi dan ditandatangani. Dokumen lainnya yang harus dilengkapi adalah motivation letter, research plan, dan surat kesediaan calon supervisor. Untuk memulai, saya buka website Hungarian Doctoral Council di di situ sudah ada informasi yang sangat lengkap tentang program serta topik riset yang ditawarkan. Saya langsung mencari untuk Psikologi dan menemukan Eotvos Lorand University ELTE sebagai universitas yang menyediakan program PhD di Psikologi. Saya lihat satu per satu topik riset yang ditawarkan oleh masing-masing professor di sana dan langsung tertarik dengan topik riset yang ditawarkan oleh Kristof Kovacs yang ingin meneliti tentang pengukuran kemampuan kognitif karena sesuai dengan bidang saya di Psikometri. Saya baca beberapa artikelnya yang luar biasa berani, dia mengajukan penolakan terhadap konsep g factor dalam inteligensi yang sudah mapan di Psikologi dan mengajukan teori baru yakni Process Overlap Theory POT. Sayapun langsung Menyusun draf research plan berdasarkan topik tersebut. Meskipun masih sangat kasar, saya memberanikan diri menghubungi Dr. Kovacs dan melampirkan CV serta draf research plansaya tadi. Tanpa diduga, beliau sangat responsif dan langsung menyatakan tertarik untuk menjadi supervisor saya. Sayapun tanpa basa-basi langsung meminta surat kesediaan secara tertulis dan beliau aplikasi beasiswa Stipendium Hungaricum ini kita bisa memilih dua program yang berbeda, baik dari universitas yang sama atau berbeda. Untuk peilihan kedua, saya memilih program Doctoral of Education di University of Szeged. Alasannya tentu saja karena di sana ada ahlinya yang berkaitan dengan riset yang akan saya lakukan. Saya menemukan profil Prof. Gyöngyvér Molnár yang risetnya banyak berkutat dengan kemampuan penalaran dan Computer Based Test. Tanpa basa-basi saya langsung menerapkan strategi pertama tadi untuk mengubungi Prof. Molnar. Kali ini, jalannya agak sedikit berliku. Beliau menyatakan tertarik, tapi ada beberapa hal yang perlu diubah. Beliau lalu mengirimkan dua jurnal ke saya untuk dijadikan referensi dalam Menyusun research plan. Setelah satu minggu saya berkutat untuk merevisi research plan saya, saya kembali mengubungi beliau. Kali ini beliau malah mengirim artikel yang lain. Saya pun kembali merevisi artikel saya. Sampai akhirnya beliau berkata, “masih ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan, tapi secara garis besar saya OK dengan idenya”. Mendapat kode keras ini, sayapun tanpa basa-basi langsung meminta surat kesediaan menjadi supervior dan beliau langsung dari Prof. Molar ini sangat berharga untuk menyempurnakan research plan saya. Saya kemudian juga membuat motivation letter, tentu juga berkaitan dengan research plan saya. Poin-poin yang harus tertulis di motivation letter sudah ada di website, jadi kita tinggal menuliskan saja point-point tersebut. Berhubung saya tidak terlalu mahir dalam berbahasa Inggris, saya cukup terbantu dengan bantuan Grammarly untuk menyiapkan research plan dan motivation letter saya, meskipun rasa bahasanya jadi berbeda. Dan tentu saja, grammatical error itu tetap saja masih ada meski sudah pakai Grammarly. Dikarenakan untuk mendaftar di ELTE ada syarat khusus yaitu reference work, saya melampirkan dua artikel saya. Yang satu sudah terpublikasi di jurnal internasional dan satunya baru draf publikasi. Kedua artikel yang saya pilih adalah artikel yang topiknya dekat dengan research plan semua berkas siap, saya kirimkan ke Dikti melalui email. Dikti meminta semua berkas dikirim satu bulan sebelum deadline, dan untungnya semua berkas sudah siap. Dan dua minggu sebelum deadline, saya juga sudah submit di aplikasi online. Setelah ini, tinggal menunggu hasil seleksi tahap pertama. Untuk proses seleksi selanjutnya, akan saya ceritakan di tulisan me in social media Salahsatu beasiswa yang populer untuk berkuliah di Eropa yang menyediakan pembiayaan jenjang S1, S2, dan S3 - Stipendium Hungaricum 2022, dibuka pada 15 Nov Jakarta - Pemerintah Hungaria menambahkan kuota beasiswa Stipendium Hungaricum sebanyak 10 orang. Totalnya, ada 110 kuota beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Stipendium Hungaricum merupakan beasiswa penuh dari pemerintah Hungaria yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa di dunia termasuk Indonesia untuk berkuliah di sana. Di tahun 2022, beasiswa ini diberikan kepada 100 mahasiswa Stipendium Hungaricum dibuka untuk jenjang S1, S2, S3, hingga non gelar. Bidang studi yang bisa kamu ambil dari beasiswa ini antara lain Ilmu Pengetahuan Alam, Ekonomi, Teknologi Informasi dan Ilmu Teknik, dan Ilmu Seni, dan beasiswa sendiri cukup banyak. Dimulai dari tunjangan biaya kuliah, tunjangan hidup senilai Rp 2- Rp 6,7 juta per bulan, biaya asrama, dan asuransi Stipendium Hungaricum membuka pendaftaran pada bulan November setiap tahunnya. Sebagai persiapan, berikut syarat beasiswa Stipendium Hungaricum dilansir dari situs Mahasiswa internasional serta mendapat rekomendasi dari lembaga pendidikan di negara asal khusus mahasiswa Indonesia, harus mendapatkan rekomendasi Kemendikbudristek2. Berusia minimal 18 tahun3. Memenuhi syarat kemampuan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi di Hungaria4. Mendaftar ke universitas dan jurusan yang ditawarkan oleh beasiswa Persyaratan Dokumen Beasiswa Stipendium Hungaricum1. Formulir pendaftaran online2. Esai motivasi beasiswa3. Sertifikat kemampuan berbahasa Inggris IELTS, TOEFL, atau sertifikasi kemampuan berbahasa Inggris lainnya yang diakui atau kemampuan berbahasa Hungaria sesuai ketentuan program studi pilihan pendaftar4. Ijazah terakhir dan terjemahannya dalam bahasa program studi pilihan atau bahasa Hungaria5. Transkrip nilai dan terjemahannya dalam bahasa program studi pilihan atau bahasa Hungaria6. Sertifikat prestasi akademik dan terjemahannya dalam bahasa program studi pilihan atau bahasa Hungaria7. Surat keterangan sehat dan terjemahannya menggunakan format yang sudah ditentukan8. Salinan Kartu Tanda Penduduk9. Salinan paspor yang masih berlaku10. Surat tanda terima pendaftaran11. Portofolio atau Audio Portofolio untuk pendaftar program seni12. Rencana penelitian dalam bahasa program studi pilihan untuk pendaftar program S313. Dua surat rekomendasi dari pembimbing akademik atau supervisor dalam bahasa program studi pilihan untuk pendaftar program S314. Statement of Supervisor apabila diminta oleh universitas pilihan, untuk pendaftar program S315. Surat izin Letter of Permission bagi pendaftar yang merupakan dosen tetap, dari universitas asal dan NIDN untuk pelamar program S3Demikian informasi mengenai beasiswa Stipendium Hungaricum. Tertarik mendaftar, detikers? Simak Video "Pemerintah Ajukan Utang Luar Negeri Rp 29 Triliun pada 2024" [GambasVideo 20detik] nir/nwyTheStipendium Hungaricum online application system for the 2022/2023 academic year is now open! Apply now and start your studies in September 2022! As a Stipendium Hungaricum scholarship holder you will be able to focus on your academic advancement, as all your tuition fees will be covered, and your accommodation costs will be supported as well.
Beasiswa Stipendium Hungaricum SH merupakan program kerjasama bilateral antara pemerintah Hungary dan pemerintah Indonesia. Program beasiswa ini dibiayai secara penuh oleh pemerintah Hongaria. Saat ini beasiswa SH sudah menjalin kerjasama dengan sekitar 80 negara. Di tahun 2021, penerima beasiswa SH dari Indonesia mencapai 100 orang, naik signifikan dibandingkan tahun 2019, sebesar 50 orang. Secara global, beasiswa SH memberikan alokasi kepada mahasiswa setiap tahun. Periode pendaftaran beasiswa SH biasanya dimulai bulan November dan ditutup pada bulan Januari. Proses seleksi beasiswa dari mulai tahap awal hingga pengumuman akhir sekitar 8 bulan. Awal perkulihaan biasa dilakukan di bulan September. Sumber Sebelum memutuskan untuk melamar beasiswa SH, sebaiknya teman-teman melengkapi dokumen yang bisa di download disini Beasiswa SH program S1, S2 dan non degree tahun 2021 – 2022 Beasiswa SH Program S3 PhD tahun 2021 – 2022 Informasi umum tentang beasiswa SH Website untuk apply beasiswa SH Informasi tentang universitas, profesor, dan student di Hongaria bisa dilihat di portal ini Informasi tentang topik penelitian profesor di Hongaria bisa didapat dari portal ini Pengalaman study di Hongaria membawa keluarga saat pandemi Covid-19 bisa dibaca disini Informasi terkait sekolah anak di Hongaria, bisa ikuti diskusi di portal ini Video presentasi beasiswa SH Wesselenyi, Budapest December 2021
PelamarStipendium Hungaricum Scholarship Programme Tahun 2021/2022 Menindaklanjuti surat dari Director for Study in Hungary, Stipendium Hungaricum Programme nomor: SH-00540-001/2021 tanggal 5 Juli 2021 perihal Stipendium Hungaricum Results, dengan ini kami sampaikan daftar peserta yang lolos seleksi Stipendium Hungaricum Scholarship tahun 2021/2022 sebagaimana Lampiran 1.
SkemaBeasiswa Stipendium Hungaricum. Bebas Biaya kuliah selama masa studi di Hongaria; Uang saku bulanan: Tingkat Master jumlah uang saku bulanan HUF (Hungarian Forint) 43 700 atau sekitar Rp. 2.185.000 (kurs 1 HUF = 50) kontribusi untuk biaya hidup di Hongaria, sampai penyelesaian studi.Sebenarnya perbandingan beasiswa Stipendium Hungaricum dan LPDP ini tidak bisa apple to apple, karena memang sasaran dan tempat studinya juga berbeda. LPDP tidak memberikan beasiswa bagi orang yang mau kuliah di Hungaria, karena memang universitas di Hungaria tidak masuk list dari LPDP. Dari segi pemberi dana juga sangat berbeda, LPDP berasal dana abadi pendidikan pemerintah Indonesia, sementara Stipendium Hungaricum didanai oleh Pemerintah Hungaria, jadi pasti kepentingannya berbeda. Tetapi berhubung saya memiliki pengalaman sebagai awardee kedua beasiswa ini, maka tulisan ini akan membahas perbandingan kedua beasiswa ini ditinjau dari berbagai perbandingan ini didasarkan atas pengalaman pribadi saya sebagai penerima beasiswa master dalam negeri LPDP tahun 2016 dan beasiswa doktoral Stipendium Hungaricum tahun 2020. Kebijakan setelah tahun tersebut mungkin sudah berubah. Perbandingan ini juga atas pengalaman saya pribadi, jadi unsur subjektivitas mungkin akan muncul dalam review beasiswaKarena pemberi beasiswanya berbeda, tujuannya pun pasti berbeda. LPDP didanai dari pemerintah Indonesia, jadi jelas tujuannya adalah investasi SDM unggul agar nanti bisa berkontribusi membangun Indonesia. Jadi pastikan saja jiwa nasionalismemu cukup tinggi dan setia pada NKRI. Setelah selesai studi, awardee wajib pulang dan mengabdi di Stipendium Hungaricum didanai pemerintah Hungaria, tujuannya adalah internasionalisasi Pendidikan di Hungaria. Jadi saat ini memang universitas di Hungaria rangkingnya tidak terlalu menggembirakan, hanya berkisar 500an dunia. Masih kalah jauh kalau dibanding kampus-kampus di Inggris, Amerika, Belanda, atau Australia. Jadi untuk menjadi awardee kamu ga perlu nasionalis banget, selesai studi tidak ada kewajiban pulang ke Indonesia, langsung pindah kewarganegaraanpun bisa, kalau ada yang mau menerima beasiswaInformasi ini yang sebenarnya kalian cari kan? Kedua beasiswa ini sama-sama mengcover penuh biaya studi. Kalau untuk besaran, sudah bisa disepakati bahwa LPDP lebih menggiurkan. Sebagai gambaran, yang saya peroleh sebagai awardee beasiswa master di allowance bulanan yang saya terima 3,5jt/bulan itu sudah 2x UMR di Jogja.Biaya kedatangan/Settlement allowance 2x living allowance, tapi saya dapat karena asli buku 10 juta/tahunDana untuk konferensi internasional maksimal 15 juta,Dana penelitian maksimal 15 juta,Uang transportasi saat berangkat dan pulang selesai studiTunjangan buat keluarga di tahun kedua updatenya sih sekarang hanya yang doktoral saja yang dapat.Asuransi kesehatan, kalau di Indonesia pakai BPJS kelas uang beasiswa itulah makanya saya berani menikah saat kuliah S2. Uang beasiswa ini bahkan jauh lebih besar dari gaji dosen yang saya terima setelah lulus kuliah, jadi agak sedih sih begitu lulus. Besaran beasiswa untuk level doktoral kurang lebih sama, paling dana penelitiannya yang lebih besar. Kalau kalian kuliahnya di luar negeri, uang beasiswanya lebih WOW lagi. Living allowance biasanya disesuaikan dengan living cost kota dimana kita studi. Jadi misal kuliahnya di Kuala Lumpur dan di London, jelas living allowancenya berbeda. Cerita dari teman yang kuliah di Canberra, Australia, kalau kamu bisa hidup sederhana, setidaknya tiap bulan bisa menabung 7 juta rupiah. Jadi begitu pulang bisa buat DP rumah untuk beasiswa Stipendium Hungaricum, yang saya peroleh sebagai awardee beasiswa doktoral di kota allowance bulanan HUF untuk tahun 1-2 sekitar 6,6 juta rupiah, untuk tahun 3-4 jadi HUF sekitar 8,5 juta rupiah.Tinggal di asrama kampus gratis, atau subsidi akomodasi HUF sekitar 1,9 juta rupiah jika memutuskan tinggal di luar asrama. FYI, harga sewa private flat per-bulan all in di Budapest rata-rata Kalau sewa kamar rata-rata KesehatanBiaya pesawat, uang penelitian, uang konferensi, tunjangan keluarga tidak masuk dalam komponen beasiswa ini. Jadi perlu strategi lain buat mencukupi kebutuhan tersebut. Biaya hidup ini tergantung kota juga, kalau di Budapest relatif lebih mahal. Untuk level master dan bachelor, biaya living allowancenya hanya Apakah uang segitu cukup? Sangat cukup, tapi tergantung dengan gaya hidup masing-masing. Harga bahan baku makanan di sini Budapest cukup murah, kalau tiap hari masak, uang segitu sudah lebih dari cukup. Saya selama dua bulan awal tinggal di Budapest hanya mengeluarkan sekitar 4,6 juta, atau kalau dirata-rata 2,3jt/bulan. Tapi itu juga kan karena beli perlengkapan rumah mendaftar dan proses seleksiNah kalau untuk urusan ini, beasiswa Stipendium Hungaricum lebih unggul. Proses pendaftaran dan seleksi beasiswa LPDP sangat kompetitif menurut saya. Jaman saya, proses diawali dari pengumpulan berkas dan membuat esai. Berkasnya cukup banyak dan verifikasinya cukup ketat. Seingat saya dulu selain syarat standar seperti form pendaftaran, ijazah, TOEFL/IELTS, dan surat rekomendasi ada juga syarat surat bebas narkoba dan TBC, SKCK ini sepertinya sekarang sudah tidak ada, dan bikin esai yang cukup banyak. Setelah lolos seleksi administrasi, ada bikin esai on the spot, FGD, dan wawancara yang terbaru katanya ada tes online juga sebelum wawancara. Selain menyiapkan berkas untuk daftar beasiswanya, kita juga harus mendaftar ke universitas secara terpisah, meskipun syarat untuk daftar beasiswa tidak harus dapat LoA. Nah masalahnya, kadang sudah diterima universitasnya, eh beasiswanya ga lolos. Atau sebaliknya, udah dapat beasiswanya, eh universitasnya ga beasiswa Stipendium Hungaricum menurut saya syaratnya lebih sederhana. Saat saya mendaftar, beasiswa ini belum terlalu terkenal dan pendaftarnya belum terlalu banyak, jadi kompetisinya tidak terlalu ketat. Beberapa berkas boleh nyusul kalau sudah diterima saja, seperti TOEFL/IELTS dan surat keterangan sehat ini bahkan sekarang tidak diwajibkan. Proses seleksi juga lebih enak, karena ketika apply untuk beasiswa, secara otomatis akan diikutkan seleksi masuk universitasnya. Prosesnya kurang lebih sama dengan LPDP, seleksi administrasi, rekomendasi dari dikti, lalu seleksi dari universitas. Seleksi dari universitas ini beda-beda, tergantung programnya. Kalau saya kemarin hanya wawancara saja, dan itu wawancara yang sangat positif dan apresiatif. Berbeda dengan wawancara LPDP yang tempat belajarLPDP hanya memberi beasiswa untuk belajar di kampus dan program yang masuk dalam list LPDP, dan yang masuk list ini biasanya setidaknya universitas top 200 dunia. Kalau untuk beasiswa yang dalam negeri juga kampusnya harus akreditasi A dan programnya juga akreditasi A. Jadi jelas tempat studinya adalah kampus unggulan. Sementara Stipendium Hungaricum tempat studinya ya kampus di Hungaria. Kualitasnya bervariasi, ada yang bagus banget ada juga yang biasa saja. Secara rangking dunia mungkin tidak terlalu tinggi, sekitar 500an. Tapi beberapa program, seperti tempat saya kuliah, di Psikologi ELTE, rangkingnya cukup bagus yakni 200an dunia. FYI, tidak ada program Psikologi di Indonesia yang menembus 500 besar dunia versi tadi sekilas review dua beasiswa yang sudah memberi kesempatan saya untuk sekolah lagi. Pada dasarnya, jika mempertimbangkan benefit yang diperoleh, jelas LPDP jauh lebih unggul dibanding Stipendium Hungaricum. Tapi jika mempertimbangkan peluang lolos, Stipendium Hungaricum lebih unggul. Tapi apapun beasiswanya, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana kita memanfaatkan kesempatan belajar ini untuk mengembangkan diri kita. Dan pada akhirnya, kontribusi apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat lebih penting nilainya daripada apapun. Pengalaman saya mendaftar beasiswa dari pemerintah Hungaria, mulai dari mencari supervisor, seleksi universitas, sampai mengurus visa bisa disimak di sini Part 1, Part 2, Part 3.Follow me in social media