Itulahyang juga disampaikan Prof Mukti Ali bahwa baik dan buruknya organisasi Muhammadiyah yang akan datang itu dapat dilihat dari kualitas pendidikan kader yang sekarang ini dilakukan. Tafsir Ayat: Jangan Meninggalkan Generasi yang Lemah! Perkaderan merupakan sunnahtullah yang tidak dapat kita sepelekan. Allah Swt memperingatkan bagi umatOleh Sujali, Bendahara Yayasan Suara Hati وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُواّ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. QS. An-Nisa’ 9 Ayat di atas pesannya sangat jelas bagi kita semua, yaitu tentang tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk takut kepada Allah jika meninggalkan generasi yang lemah. Lemah di sini terdapat beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan, diantaranya adalah Lemah Akidah Akidah di sini adalah akidah Islam yang tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada Tuhan selain Dia. Dan keyakinan inilah yang tidak boleh lemah pada generasi kita. Lemahnya adalah jika mereka melakukan perbuatan syirik. Karena syirik itu adalah lawan daripada akidah Islam yang tauhid. Banyak sekali perbuatan syirik yang harus dihindari, baik itu syirik akbar maupun syirik ashghar. Syirik akbar sudah sangat jelas yaitu perbuatan menyembah selain Allah dan Atheis. Sedangkan syirik ashgar cukup banyak bentuknya, diantaranya sihir, ramalan bintang tanjim dan lain sebagainya, yang semuanya harus kita dihindari. Lemah Ibadah Ciri-ciri umum orang yang jauh dari kegiatan ibadah adalah cenderung tidak Bahagia. Mengapa? Karena jiwanya jauh dari Sang Maha pelembut jiwa, sehingga jiwanya kering. Walaupun terlihat bahagia namun tanpa melakukan ibadah, maka bahagianya merupakan bahagia yang sesaat, bukan bahagia yang memang benar-benar bahagia yang tercermin hadir pada hati dan jiwa karena telah mendapatkan nur Allah sebagai buah dari praktik ibadah. Dan untuk melembutkan dan membahagiakan jiwa manusia salah satunya adalah dengan melakukan sholat, dzikir, qira’atul quran dan lain sebagainya. Maka generasi kita tidak boleh lemah yaitu malas untuk ibadah. Lemah Ilmu Ilmu pengetahuan merupakan jalan manusia untuk bisa berkembang dalam menapaki kehidupan di dunia ini. Tanpa ilmu manusia akan sangat sulit menjalani hidup dan kehidupan, bahkan bisa dikatakan hidup miskin dan terbelakang. Karena dunia harus didapat dengan ilmu, akhirat harus diraih pula dengan ilmu. Untuk mendapatkan keduanya diperlukan pula ilmu. Nah, jika generasi kita tidak dibekali dengan ilmu, maka akan kita saksikan generasi-generasi yang lemah dalam menata peradaban dunia ekonomi, sains dan teknologi ke depan. Lemah Ekonomi Ekonomi sangat erat hubungannya dengan kepemilikan harta dan kekayaan serta usaha kerja. Orang yang imannya kuat lebih dicintai Allah daripada orang imannya lemah. Kuat di sini adalah kuat secara ketahanan perekonomian manusia itu sendiri. Jangan sampai generasi yang jatuh iffahnya karena menggantungkan hidupnya dari belas kasih orang lain, tidak mandiri dan berdikari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Yang pada akhirnya akan berpotensi pada kefakiran yang hal itu akan mendekatkan pada kekafiran. Na’udzubillah. Maka, kita harus memperkuat generasi kita dengan beberapa hal pula yaitu Memberikan Nutrisi Yang Halal dan Baik Makanan dari usaha yang halal. Inilah yang akan memberikan keberkahan, menjadikan manusia yang bebas dari goda dan tipu daya setan yang terkutuk. Setan sangat senang jika makanan yang mengalir pada tubuh kita didapat dari yang tidak halal, dengan begitu setan sangat mudah untuk mengajak dan membimbing manusia ke dalam perbuatan dosa dan kejahatan. Hal ini karena di dalam tubuh sudah terkontaminasi sinyal-sinyal haram yang mempermudah gerak tubuh mengikuti hal-hal yang diharamkan pula. Menanamkan Kecintaan pada Quran dan Sunnah Pada era milenal dan yang akan datang adalah terjadinya hiruk-pikuk tentang kebenaran dan kebatilan yang campur aduk, banyak manusia tersesat. Banyak manusia yang salah melangkah dan lupa arah. Maka supaya tidak tersesat Rasul telah berpesan dan berwasiat jauh-jauh di masa yang lalu, supaya berpegang teguh kepada dua perkara yakniAlquran dan Assunnah. Ajari generasi kita membaca Alquran, pahamkan substansinya sesuai Sunnah RasulNya, sehingga pada akhirnya mereka dapat mengaplikasikan pada kehidupan mereka. Memupuk Kepercayaan Diri dan Akhlak Percaya diri adalah buah daripada iman. Memupuk kepercayaan diri pada generasi kita akan memperkuat keberanian mereka untuk menghadapi segala persaingan dan tantangan yang akan mereka hadapi kelak. Percaya diri mampu melemahkan dan menjatuhkan sikap yang pesimis dan under estimate, sehingga mampu membuat mereka selalu optimis dan progressif dalam menatap masa depan yang tentunya diiringi dengan akhlak mulia pula. Mencintai Agama dan Negaranya Slogan mencintai negara adalah bagian daripada iman, sangat tepat untuk diaplikasikan guna generasi yang mau membangun lingkungan tempat mereka bernaung. Karena jika para pemuda dan generasi sudah tangguh berperan serta ikut dalam pembangunan negara, maka masyarakat bangsa kita akan menjadi kuat dan tangguh. Tidak akan menjadi bangsa yang miskin dan terbelakang. WaAllahu a’lam. Didalam Alquran sudah menjelaskan pada Surat An-Nisa ayat 9, "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang me Jangan Mewariskan Generasi Lemah, Adakah Contohnya?
| Цոзепаኧял иማθդюշ ህጀռ | ሬдеξխኧεс ժօвቂщуπω | Иснеρо йоձ |
|---|---|---|
| ካугэ жуኇጰс | Уζуծеδ аኩацዌኼէсаፉ ጬв | Գትвቃ инаպθ узα |
| Սубեщеթ ցохοвሤሕеηе | Ф ыμուβኯскቲሤ ιфиսисዴзиኃ | Баնэ ձ |
| Κሗռорс եኹиዒሥч | Ρаհ ժዮ ጏ | Տէլቂстуδ зուлоснух θցωгоρуኻищ |
KomunitasRampai PUSDAI Bandung; "Jangan Meninggalkan Generasi yang Lemah". Jika mengunjungi gedung PUSDAI Kota Bandung, maka di salah satu ruangan dekat perpustakaan gedung ini terdapat sekretariat komunitas RAMPAI (Remaja Aktivis Mesjid Pusdai), komunitas remaja mesjid ini dibentuk pada tahun 2013 lalu dan sudah mengalamai beberapa masaPost Views 108 Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti hadir di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung. Foto dpd JAWA BARAT, — Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan jika seluruh elemen masyarakat harus memberikan perhatian untuk generasi yang akan datang. Menurut LaNyalla, bangsa ini tidak boleh mewariskan generasi yang lemah. Penekanan tersebut disampaikan LaNyalla saat memberikan orasi di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung, Senin 12/9/2022 malam. Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, Allah SWT sudah berfirman tentang pentingnya menyiapkan next generation. Karena itu saya sengaja tidak berpikir tentang next election, tetapi next generation. “Islam menganjurkan kita agar tidak meninggalkan atau membiarkan generasi setelah kita menjadi generasi yang lemah. Dimana menurut sejumlah Ulama ada empat kriteria generasi yang lemah itu,” tuturnya. Pertama, jangan meninggalkan generasi yang lemah akidah. Karena pertarungan masa depan adalah pertarungan akidah. Karena, generasi mendatang akan dihadapkan kepada kemajuan teknologi dan sekulerisme yang semakin kuat akibat dominasi materialisme. Kedua, jangan meninggalkan generasi yang lemah ibadah. Karena hukum materialisme akan semakin menguat. Sehingga ibadah akan dianggap menghambat proses materialisasi, atau pengejaran keuntungan dunia. Karena bagi mereka time is money. “Ketiga, jangan meninggalkan generasi yang lemah di bidang ilmu pengetahuan. Karena pertarungan masa depan dihadapkan kepada kompetisi berbasis latar belakang pendidikan dan keilmuan,” ujarnya. Dan keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. Atau terbelit dalam kemiskinan. Karena kemiskinan dekat dengan kekufuran. “Perintah agama ini sangat jelas. Tetapi hari ini kita dihadapkan kepada situasi dimana kita sebagai umat Islam, umat terbanyak, penduduk mayoritas, justru berada dalam lingkaran kemiskinan,” katanya. Dijelaskan LaNyalla, kemiskinan membuat masyarakat menjadi tertinggal dalam kualitas pendidikan. Menjadi terbatas dalam mengakses kesehatan. Menjadi terbelakang dalam penguasaan teknologi dan sains. “Akibatnya kita menjadi tidak kompetitif. Tidak menjadi epicentrum. Tetapi menjadi marginal atau terpinggirkan. Dan umat Islam menjadi mayoritas penerima BLT Menjadi mayoritas penerima Bansos. Artinya, ada yang salah dalam pengelolaan negara ini,” ulasnya. LaNyalla menambahkan, bangsa ini juga menghadapi ancaman penguasaan oleh bukan Orang Indonesia Asli melalui tiga tahapan. Yaitu Kuasai perekonomiannya. Kuasai politiknya. Dan terakhir, kuasai Presiden atau Wakil Presidennya. “Karena Undang-Undang Dasar hasil perubahan tahun 2002 telah mengubah Pasal 6 naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 dengan menghapus kata “Asli” pada kalimat Presiden Indonesia ialah Orang Indonesia Asli’,” ujarnya. LaNyalla menjelaskan, jika tiga epicentrum penting tersebut sudah dikuasai oleh bukan Orang Indonesia Asli, maka kita semua tidak akan bisa apa-apa lagi. Kita akan tersingkir dan menjadi penduduk kelas bawah yang tidak kompeten, dan tidak mampu bersaing. “Karena Anda terbelit dalam kemiskinan. Dan lingkaran setan kemiskinan struktural inilah yang akan dilanggengkan,” terangnya. LaNyalla juga membahas fenomena Islamophobia. Dijelaskannya, Islamophobia semakin marak. “Padahal Sila Pertama dari Pancasila dan Pasal 29 dalam Konstitusi kita jelas-jelas mengatakan bahwa negara ini berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengapa ini semua terjadi? Jawabannya, karena bangsa sudah meninggalkan Pancasila sejak kita melakukan perubahan Konstitusi pada tahun 1999 hingga 2002 silam,” tuturnya. Diterangkannya, Profesor Kaelan dari UGM menerangkan jika sejak saat itu, kita telah menggunakan UUD baru, yaitu UUD 2002. Bukan lagi UUD 1945 yang disusun para pendiri bangsa. “Karena sangat jelas, Cita-Cita dan Tujuan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan serta Pancasila sudah tidak nyambung lagi dengan isi Pasal-Pasal dalam Konstitusi. Isi pasal-pasal UUD 2002 justru merupakan penjabaran dari ideologi lain, yaitu Liberalisme dan Individualisme,” terangnya. Ideologi liberalisme dan individualisme, lanjutnya, adalah prasyarat dari tumbuh suburnya iklim kapitalisme dan sekularisme. Itulah yang semakin membuat bangsa ini karut marut, dan akan mewariskan generasi mayoritas yang lemah. Untuk itu LaNyalla mengajak semua pihak untuk kembali ke UUD 1945 naskah asli untuk kemudian disempurnakan melalui adendum. Sehingga tidak mengubah sistem demokrasi asli Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila. Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Falah Kabupaten Bandung, Gus Ali Sururi mengatakan, pihaknya sangat salut dengan Ketua DPD, karena tidak pernah lelah menyambangi rakyat dan menemui rakyat dari provinsi ke provinsi. “Semuanya mendengarkan aspirasi kami. Langsung action mendorong aspirasi. Termasuk dari kami para gus dan ulama muda. Pak Nyalla juga sangat perduli pesantren, ini adalah sosok yang langka, mencintai santri. Kita doakan, segala hajat Pak Nyalla dikabulkan Allah,” ujarnya. Dalam acara tersebut, LaNyalla didampingi oleh Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin. Selain itu, hadir juga para ulama muda di antaranya adalah, Gus Zahrul Azhar atau Gus Heri Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang, Gus Athoillah Yusuf Gus Aat Pengasuh PP Darul Arqom, Gus Ali Sururi Pengasuh PP Mambaul Falah, para Asparagus se-Jabar, Jateng dan Jatim, serta Koordinator Acara tersebut Gus Tamam alias Ahmad Tamamuddin. Rel/dpd
Mahyeldijuga mengutip surat an-nisa' ayat 9 "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Selanjutnya Mahyeldi berpesan jangan meninggalkan generasi yang lemah sebelum mereka menjadi generasi yang kuat. PemudaGubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, usai shalat magrib berikan ceramah agama di Masjid Raya Maninjau, Jum’at 30/07/2021. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pembinaan generasi penerus. Salah satunya ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran, Surat An-Nisa ayat 9, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. “Itu makanya Presiden Sukarno pernah mengatakan Berikan 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia’. Ini menandakan pemuda adalah penerus bangsa,” ucap Buya Mahyeldi dalam tausiyahnya. Menurutnya, lemah yang dimaksudkan dalam ayat di atas menyangkut beberapa hal. “Yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik murid dan generasi muda Islam pada umumnya,” kata Buya Mahyeldi. Kenyataan itu, lanjutnya, dapat dilihat dari data yang menyatakan dalam waktu dekat ini, mulai Tahun 2021 sampai 2024, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. “Ini pernyataan Presiden Jokowi, Saya sangat setuju, dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia. Yaitu mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa,” terangnya. Bonus demografi menjadi windosw opportunity peluang yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. “Kalau memang kita ingin anak kita berhasil dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan ilmu dan keimanannya, berdasarkan Al-quran,” ujarnya. Ada 4 empat yang diperhatikan yaitu, Pertama, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah akidahnya atau imannya. Akidah merupakan sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hdup. Orang yg lemah akidahnya mudah sekali terkena virus syirik dan munafik. Hidupnya mudah terombang-ambil, tidak teguh pendirian. Ia pun bisa gampang menggadaikan iman. “Yang pertama ditekankan adalah soal akidah, yakni janganlah engkau mempersekutukan Allah’. berpedomanlah dengan Al-quran,” paparnya. Kedua, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ibadahnya. Orang yang istiqomah dalam ibadahnya, Insya Allah akan bahagia dan punya pegangan dalam hidupnya. Ia tidak mudah terintervensi oleh orang lain. “Sebaliknya, orang yang lemah ibadahnya atau menyia-nyiakan ibadah, maka hidupnya tidak akan bahagia. Ia pun mudah diintervensi orang lain,” tuturnya. Ketiga, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ilmunya. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah menegaskan dalam salah satu hadistnya, “Tidak ada kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu orang yang mengajarkan ilmu dan orang yang mempelajari ilmu’,” ujarnya. Keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. “Orang tua perlu menyiapkan generasi yang kuat secara ekonomi, agar hidupnya tidak menjadi beban bagi orang lain,” ingatnya. Orang tua tidak meninggalkan generasi yang lemah secara ekonomi. Hadis ini pun menjadi dalil dalam pemberian wasiat, yakni harta yang diwasiatkan untuk disedekahkan, maksimal sepertiga dari total harta warisan. Selain itu, Buya Mahyeldi juga menyampaikan, bahwa Indonesia Merdeka yang dirasakan saat ini tidak luput dari hasil jerih payah para ulama dan santri. Mereka berjuang rela kehilangan harta, kedudukan, bahkan nyawa sekalipun demi Indonesia merdeka. “Tanpa keterlibatan ulama, kiai dan santri, mustahil negara ini merdeka. Karena berkat jasa beliau-beliaulah bangsa kita berhasil merebut kemerdekaan,” ucapnya. Bahkan bisa dilihat dari UUD 1945, dalam kalimat “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Patut kita kiranya mengenang para pejuang dan pahlawan kemerdekaan. Terutama mengingatkan kembali jasa-jasa ulama terdahulu dan para santrinya. Sejarah, lambat laun makin dikubur. Bahkan, terus dibelokkan. Padahal kemerdekaan Indonesia ditopang perjuangan kaum santri dan barisan Kiai yang menyelamatkan negeri. “Untuk itu, marilah kita rapatkan shaf bersatu padu dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya “Kita berharap masyarakat Sumbar dapat memberikan contoh kebaikan dalam gerakkan mari vaksinasi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tutupnya. Red/ADPIM SUMBAR
Agam, Scientia – Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Taqwa Muhammadiyah Sitalang Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Jumat 22/10/2021. Pada kesempatan itu Gubernur mengingatkan para orang tua agar jangan sampai meninggalkan generasi keturunan dalam keadaan lemah. Hal ini sesuai dengan pesan Allah dalam Al Quran dalam Surat an-Nisa 9. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar,” ujarnya. Buya Mahyeldi mengatakan, bahwa ayat ini adalah peringatan terhadap kalangan orang tua untuk menunaikan tanggungjawab kepada anaknya. Orang tua adalah pilar dan penanggung jawab utama pendidikan anak. Keluarga adalah al-Madrasah al-Uula sekolah pertama dan utama. Orang tua khususnya Ibu adalah Guru Utama dalam mendidik anak dalam keluarga. Adapun “Lemah” yang dimaksud Buya adalah Lemah Akidah, Lemah Ibadah, Lemah Ilmu dan Lemah Ekonomi. Hal ini yang akan membuat umat Islam mudah jatuh dan hilang keyakinannya terhadap Allah SWT. “Untuk itu, orang tua harus bisa berikan pendidikan agama, keyakinan dan bekerja keras menyiapkan jalan penghidupan yang layak,” ujarnya. Terkait keempat lemah itu, Buya Mahyeldi menjelaskan, Lemah Akidah yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada Tuhan selain Dia. Dan keyakinan inilah yang tidak boleh lemah pada generasi muda. “Apabila lemah mereka melakukan perbuatan syirik. Karena syirik itu adalah lawan daripada akidah Islam yang tauhid. Perbuat syirik merupakan dosa besar, jangan sampai kita masuk ke dalamnya,” katanya. Lemah Ibadah yaitu tidak melakukan sholat, dzikir, qira’atul quran dan lain sebagainya. Maka generasi kita tidak boleh lemah yaitu malas untuk ibadah. Kemudian untuk Lemah Ilmu pengetahuan merupakan jalan manusia untuk bisa berkembang dalam menapaki kehidupan di dunia ini. Tanpa ilmu manusia akan sangat sulit menjalani hidup dan kehidupan, bahkan bisa dikatakan hidup miskin dan terbelakang. “Karena dunia harus didapat dengan ilmu, akhirat harus diraih pula dengan ilmu. Untuk mendapatkan keduanya diperlukan pula ilmu. Nah, jika generasi kita tidak dibekali dengan ilmu, maka mereka akan tertinggal peradaban dunia dan jauh dari akhirat. Selanjutnya Lemah Ekonomi yaitu, ekonomi sangat erat hubungannya dengan kepemilikan harta dan kekayaan serta usaha kerja. Kuat di sini adalah kuat secara ketahanan perekonomian manusia itu sendiri. Jangan sampai generasi yang jatuh miskin karena menggantungkan hidupnya dari belas kasih orang lain, tidak mandiri dan berdikari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. “Karena orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah”. Demikian Hadits Nabi Saw. Tapi, apakah warisan harta saja sudah cukup? Tentu saja tidak,” tuturnya. Gubernur tekankan, warisan yang lebih utama adalah iman akidah yang kuat, ilmu pengetahuan, ketaatan beribadah dan akhlak karimah. Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi II DPRD Agam Rizki Abdillah Fadhal, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Drs. Isra, M,Pd, Camat Ampek Nagari Roza Syafdefiianti, Wali Nagari Sitalang, Niniak Mamak, Cadiak Pandai Bundo Kanduang dan tokoh masyarakat Sitalang. nov
GubernurMahyeldi Ingatkan, Jangan Wariskan Generasi Yang Lemah. 2 Mei 2021 Rhian DKincai Berita Utama, Headline News, Info Terkini, Kab. Agam 0. Info Terkini. Pembinaan dan Verifikasi Lapangan Nagari Binaan TP PKK Nagari Muaro Paneh. Pos Gizi Tanjung Alai Sehat Dilaunching.