Dalam perkembangannya, paribasan seringkali digunakan sebagai ekspresi emosi dalam judul cerita, bentuk humor, bentuk sindiran, bentuk ironi, dan bentuk kiasan inti cerita. Dikutip dari buku Peribahasa dalam Bahasa Jawa (2015) karya Adi Triyono dkk, berikut 35 contoh paribasan lengkap beserta artinya.
Sedangkan punakawan Jawa penokohannya bersifat religi, di mana tokohnya merupakan perwujudan dewa & mahluk sakti lain. Baca Juga: Sosok Abah Sunarya, Dalang Wayang Golek Giriharja yang Menjadi Pelopor Pewayangan Perbedaan Tokoh Punakawan Sunda dan Jawa. Pada punakawan Jawa, yang sering muncul adalah tokoh Semar, Petruk, dan Gareng.Kali ini p Stanley Hendrawidjaja menampilkan gebingan wayang kulit purwa Anggada, wayang tokoh kera. Beliau menfokuskan rangkaian foto untuk memperlihatkan detail bagaimana para penggambar dan penatah wayang ‘ menggubah ‘ epek-epek ‘ tangan dan kaki wayang kera. Beliau mengatakan – dalam pembicaraan setahun yang lalu – bahwa banyak
Petruk sempat melarang Arjuna yang hendak menolong Durna dan Sengkuni, karena dalam masa bertapa, wayang tidak boleh melakukan aksi apapun, sebab hal tersebut dapat membatalkan pertapaan. Namun Arjuna menolak nasehat Petruk, dan nekat mencegat 2 jin tersebut. Maka terjadilah pertempuran sengit. Sayangnya Arjuna kalah dan mati.
Wayang dalam bahasa Jawa disebut “Wiyang”, yang berarti “bayangan”. Wayang adalah sebuah teater bayangan yang sudah berkembang di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Teater bayangan ini membawa kegembiraan dan hiburan bagi banyak orang. Sejarah Wayang Dalam Bahasa Jawa. Wayang dalam Bahasa Jawa berasal dari zaman Hindu-Buddha.
Punakawan merupakan tokoh pewayangan yang diciptakan oleh seorang pujangga Jawa, punakawan berasal dari kata pana yang artinya paham, dan kawan yang artinya teman, Empat tokoh punakawan terdiri dari Semar dan ketiga anaknya, yaitu Gareng, Petruk, dan Bagong. Para Punakawan ditampilkan sebagai kelompok penceria dengan humor-humor khasnya untukCerita wayang yang populer saat ini banyak diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India. Dalam Wayang Golek, ada ‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan Purnakawan, seperti Cepot, Dawala, dan Gareng. Baca: Ki Dalang Dadan Sunandar Sunarya Ungkap Kisah Mahabharata dan Ramayana Jadi Cerita Islam dengan Wayang. Dadan juga menyebutkan bahwa dalam wayang muncul istilah punakawan yang tidak ada dalam kitab Mahabharata dan Ramayana. Pasalnya, pada dua kitab itu bercerita tentang tokoh-tokoh berkasta tinggi. Punakawan pada wayang, kata Dadan Hanoman lahir pada masa Tretayuga dari seekor wanara putih bernama Anjani. Sebenarnya dulunya Anjani adalah seorang bidadari bernama Punjikastala, namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Baca Juga: Mengenal Sosok Gareng Salah Satu Punakawan dalam Pementasan Wayang. Dan kutukan itu akan berakhir apabila ia
Dalam cerita wayang purwa, Gareng dikisahkan pernah menjadi ratu / raja. Di negara Paranggumiwanglah dia berkuasa yang kala itu diperintah oleh Dewi Sembadra. Dikisahkan kala itu Arjuna sedang menjaring ikan wader bersisik di sungai Yamuna untuk menuruti keinginan Dewi Sembadra.
Kisah yang diceritakan di dalam cerkak umumnya mengandung makna mendalam yang disampaikan melalui bahasa yang ceria, lugas, dan khas Jawa. Selain itu, cerkak juga memiliki struktur yang sederhana dan ringkas, sehingga mudah diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk para pemula yang ingin memahami kebudayaan dan sastra Jawa. LWLHg.